Radiasi Pengion
Radiasi Pengion
Terdapat beberapa resiko dari radiasi pengion seperti mampu menginjkesikan elektron dari atom yang ada pada tubuh pasien, merusak jaringan, apabila digunakan dosis rendah dalam jangka waktu yang lama maka beresiko tinggi untuk terkena kanker. Radiasi pengion ini terbentuk dari radiasi elektromagnetik seperti sinar-X dan sinar gamma serta partikel seperti partikel alfa dan beta.
Spektrum EM:
Pada spektrum EM,
panjang gelombang akan semakin kecil ke kanan, sehingga sinar gamma memilik
panjang gelomang yang paling pendek. Namun, dengan panjang gelombang yang
pendek untuk sinar gamma, frekuensi yang dimilik dan energi nya meupakan yang
terbesar dan gelombang radio memiliki frekuensi serta energi yang rendah. Radiasi
pengion juga terdapat pada sinar ultraviolet, namun hanya untuk energi yang
cukup tinggi. Sedangkan gelombang radio,
mikro dan infrared ataupun sinar UV dengan energi rendah termasuk kepada radiasi
non-pengion.
Lambang dari radiasi pengion yaitu:
Sumber dari paparan
terbagi atas 2, yaitu:
Sumber paparan dari alam dapat berupa dari matahari yang memancarkan sinar UV, tanah yang memancarkan radon, serta batu dan juga gas.
Pada tahun
1980-an, sumber paparan yang bersumber dari alam sekitar 85% dan 15% dari
perlatan kedokteran. Seiring berkembangnya zaman, pada tahun 2006 tercatat
bahwa sumber paparan dar alam mulai berkurang menjadi 50%, untuk perlatan medis
meningkat menjadi 48% dan 2% lagi dari sumber lain. Selain itu, di tahun 2006
tercatat bahwa paparan dari CT-Scan menduduki peringkat kedua dengan persen
paparan 34%, selisih 3% dari paparan radon yaitu 37%. Pada pasien yang
mendapatkan prosedur pengobatan dengan menggunakan paparan radiasi, apabila
proses yang diterima serta waktu paparan cukup lama, maka hal ini akan
meningkatkan resiko pasien menyerap paparan lebih banyak dan dapat menimbulkan
efek tunda seperti kanker.
Efek yang
ditimbulkan oleh radiasi pengion yaitu:
Terdapat beberapa
faktor yang dapat menyebabkan pasien terkena efek yang merugikan, seperti:
2. Usia pasien
Tempat pasien
terkena paparan berpengaruh karena setiap organ pada tbuh manusia memiliki
tingkat sensitivitas pada radiasi yang berbeda-beda. Tingkat sensitivitas ini
dikenal sebagai radiosensitivitas. Radiosensitivitas berkaitan dengan faktor
bobot jaringan (WT), yang apabila nilai WT semakin besar, maka tingkat
sensitivitas organ tersebut juga semakin besar. Pada tahun 1990, tercatat bahwa
gonad menempati peringkat pertama sebagai organ dengan tingkat sensitivitas
paling tinggi yaitu 0.20. kemudian pada tahun 2007 terdapat perubahan dimana
payudara, sumsum tulang, perut serta usus besar menempati urutan pertama
sebagai organ paling sensitive dengan nilai 0.12.
Pemberian paparan
radiasi juga harus memperhatikan aspek kehamilan dan anak-anak. Ibu hamil
sangat sensitif dan akan sangat berbahaya apabila mendapat paparan radiasi
dengan dosis tinggi ataupun dengan intensitas waktu yang sering. Dosis ambang
pemberian radiasi kepada ibu hamil yaitu 100 mGy. Pemberian radiasi ataupun
efek yang ditimbulkan bergantung kepada trimester kehamilan dengan trimester
pertama (organogenesis) sangat berbahaya untuk mendapatkan paparan radiasi. Efek
yang ditimbulkan merupakan efek teratogenik
yaitu berefek kepada anak di dalam kandungan. Efek yang diterima yaitu seperti
kematian janin, retardasi pertumbuhan, malformasi kongenital serta mengurangi
IQ. Selain ibu hamil, anak-anak juga sangat sensitive terhadap radiasi, dimana
mereka dua kali lebih sensitive dibandingkan orang dewasa. Pemberian paparan radiasi dapat menyebabkan
kanker tiroid, kanker payudara ataupun leukemia pada anak-anak. Umumnya, kanker
didapat setelah adanya waktu tunda.
Komentar
Posting Komentar