Radiasi Pengion

 

Radiasi Pengion

    Terdapat beberapa resiko dari radiasi pengion seperti  mampu menginjkesikan elektron dari atom yang ada pada tubuh pasien, merusak jaringan, apabila digunakan dosis rendah dalam jangka waktu yang lama maka beresiko tinggi untuk terkena kanker. Radiasi pengion ini terbentuk dari radiasi elektromagnetik seperti sinar-X dan sinar gamma serta partikel seperti partikel alfa dan beta.

Spektrum EM:

sumber: google.com

Pada spektrum EM, panjang gelombang akan semakin kecil ke kanan, sehingga sinar gamma memilik panjang gelomang yang paling pendek. Namun, dengan panjang gelombang yang pendek untuk sinar gamma, frekuensi yang dimilik dan energi nya meupakan yang terbesar dan gelombang radio memiliki frekuensi serta energi yang rendah. Radiasi pengion juga terdapat pada sinar ultraviolet, namun hanya untuk energi yang cukup tinggi. Sedangkan gelombang radio, mikro dan infrared ataupun sinar UV dengan energi rendah termasuk kepada radiasi non-pengion.

Lambang dari radiasi pengion yaitu:

sumber: google.com

Sumber dari paparan terbagi atas 2, yaitu:

1.       Alam
       Sumber paparan dari alam dapat berupa dari matahari yang memancarkan sinar UV, tanah yang memancarkan radon, serta batu dan juga gas.

2.       Buatan
       Sumber papara buatan dapat bersumber dari radiasi oleh alat-alat medis seperti dari CT-Scan, Fluoroskopi, ataupun sinar-X konvesional.

Pada tahun 1980-an, sumber paparan yang bersumber dari alam sekitar 85% dan 15% dari perlatan kedokteran. Seiring berkembangnya zaman, pada tahun 2006 tercatat bahwa sumber paparan dar alam mulai berkurang menjadi 50%, untuk perlatan medis meningkat menjadi 48% dan 2% lagi dari sumber lain. Selain itu, di tahun 2006 tercatat bahwa paparan dari CT-Scan menduduki peringkat kedua dengan persen paparan 34%, selisih 3% dari paparan radon yaitu 37%. Pada pasien yang mendapatkan prosedur pengobatan dengan menggunakan paparan radiasi, apabila proses yang diterima serta waktu paparan cukup lama, maka hal ini akan meningkatkan resiko pasien menyerap paparan lebih banyak dan dapat menimbulkan efek tunda seperti kanker.

Efek yang ditimbulkan oleh radiasi pengion yaitu:

1.    Efek langsung, dimana radiasi akan langsung mengenai DNA dan menyebabkan putusnya ikatan pada DNA baik ikatan tunggal maupun ganda. Apabila hanya merusak ikatan tunggal, maka DNA dapat beregenerasi dan memperbaiki kerusakan sendiri. Namun apabila yang rusak merupakan rantai ganda maka penyembuhan tidak bisa dilakukan sendiri oleh DNA dan besar menyebabkan kerusakan DNA permanen.

2.   Efek tidak langsung, dimana radiasi akan berinteraksi dengan molekul air yang terdapat pada tubuh dan membentuk  ionisasi sehingga menghasilkan radikal bebas yang dapat merusak DNA.

3.  Efek genetik, merupakan efek akibat paparan radiasi yang menyebabkan mutase gen, sperma ataupun sel telur rusak dan efek ini merupakan efek yang diterima oleh keturunannya. Efek ini termasuk kepada efek stokastik.

4.   Kerusakan  somatik, seperti kerusakan jaringan. 

5.   Efek deterministik, merupakan efek yang memiliki dosis ambang. Sehingga apabila dosis yang diterima melebihi dosis ambang maka akan ditimbulkan kerusakan jaringan atau somatik seperti eritema dan katarak.

6.  Efek stokastik, merupakan efek yang mungkin diterima oleh pasien yang muncul setelah adanya laten period (waktu tunda) setelah terkena paparan. Pada efek ini semua dosis membawa kemungkinan resiko jangka panjang yang diterima oleh pasien di kemudian hari. Namuan, apabila dosis yang diberikan semakin besar, maka resiko yang dihasilkan juga akan semakin besar. Umumnya, sefek yang diterima merupakan efek genetik dan beresiko untuk terkena kanker.

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan pasien terkena efek yang merugikan, seperti:

1.       Dosis yang diterima
2.       Usia pasien
3.    Tempat terpapar

    Tempat pasien terkena paparan berpengaruh karena setiap organ pada tbuh manusia memiliki tingkat sensitivitas pada radiasi yang berbeda-beda. Tingkat sensitivitas ini dikenal sebagai radiosensitivitas. Radiosensitivitas berkaitan dengan faktor bobot jaringan (WT), yang apabila nilai WT semakin besar, maka tingkat sensitivitas organ tersebut juga semakin besar. Pada tahun 1990, tercatat bahwa gonad menempati peringkat pertama sebagai organ dengan tingkat sensitivitas paling tinggi yaitu 0.20. kemudian pada tahun 2007 terdapat perubahan dimana payudara, sumsum tulang, perut serta usus besar menempati urutan pertama sebagai organ paling sensitive dengan nilai 0.12.

    Pemberian paparan radiasi juga harus memperhatikan aspek kehamilan dan anak-anak. Ibu hamil sangat sensitif dan akan sangat berbahaya apabila mendapat paparan radiasi dengan dosis tinggi ataupun dengan intensitas waktu yang sering. Dosis ambang pemberian radiasi kepada ibu hamil yaitu 100 mGy. Pemberian radiasi ataupun efek yang ditimbulkan bergantung kepada trimester kehamilan dengan trimester pertama (organogenesis) sangat berbahaya untuk mendapatkan paparan radiasi. Efek yang  ditimbulkan merupakan efek teratogenik yaitu berefek kepada anak di dalam kandungan. Efek yang diterima yaitu seperti kematian janin, retardasi pertumbuhan, malformasi kongenital serta mengurangi IQ. Selain ibu hamil, anak-anak juga sangat sensitive terhadap radiasi, dimana mereka dua kali lebih sensitive dibandingkan orang dewasa.  Pemberian paparan radiasi dapat menyebabkan kanker tiroid, kanker payudara ataupun leukemia pada anak-anak. Umumnya, kanker didapat setelah adanya waktu tunda.

Komentar