QUALITY ASSURANCE (QA) DAN QUALITY CONTROL (QC)

 

QUALITY ASSURANCE (QA) DAN QUALITY CONTROL (QC)

 

Kualitas merupakan ukuran keunggulan atau ukuran bebas dari cacat, kekurangan serta variasi yang signifikan yang dibawa oleh keterpautan yang ketat dan konsisten pada suatu standar yang dapat diukur dan diverifikasi. Hal ini untuk mendapat atau mencapai suatu keseragaman ukuran dalam upaya mencapai kepuasan persyaratan pengguna secara khusus. Kualitas terbagi atas dua yaitu jaminan kualitas (Quality Assurance, QA) dan kualitas kontrol (Quality Control, QC). Kedua kualitis ini cukup sering digunakan.

QUALITY ASSURANCE (QA)

Quality Assurance merupakan kegiatan yang telah direncanakan secara sistematis yang kemudian diimplementasikan pada suatu sistem kualitas untuk persyaratan kualitas suatu produk atau jasa yang ingin dipenuhi. Jaminan kualitas ini merupakan salah satu cara dalam meyakinkan pengguna bahwa sutu produk atau peralatan sudah memenuhi persyaratan kualitas dan dapat digunakan dengan aman. Terdapat dua kepercayaan yang diberikan melalui jaminan kualitas, yaitu jaminan internal dan eksternal. Pada jaminan internal, jaminan kualitas ditujukan kepada manajemen. Sedangkan untuk eksternal jaminan ini ditujukan kepada konsumen, lembaga pemerintah, regulator, pemberi sertifikat dan pihak ketiga. QA dapat meliputi prosedur, aktivitas, aksi serta staff terkait. Manajemen program ini dinamakan manajemen sistem kualitas.

QUALITY CONTROL (QC)

Quality Control dapat diartikan sebagai suatu teknik observasi atau kegiatan yang digunakan dalam upaya memenuhi persyaratan untuk kualitas. Mekanisme yang digunakan pada jaminan kontrol ini dapat berupa pemeriksaan atau tes yang dilakukan dalam memastikan persyaratan yang diperlukan sudah terpenuhi.

PERBEDAAN QA DAN QC

Terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan untuk melihat perbedaan dari QA dan QC secara garis besar, yaitu:

1.       Pengadaan proyek

QA : pada pengadaan proyek, QA menyediakan lingkup kerja, kontrak dan spesifikasi

QC : mengikuti persyaratan dalam lingkup kerja, kondisi kontrak dan spesifikasi. Selain tu untuk menjalankan dan memastikan proyek sesuai dengan standar.

2.       Material

QA : memastikan material yang  diserahkan diserahkan melalui Material Approval Request (MAR) serta memastikan sesuai dengan spesifikasi.

QC : memonitori revisi terbaru dari MAR, pemeriksaan material setelah tiba di situs untuk memastikan kesesuaian dengan MAR serta pengawasan material yang akan digunakan  oleh situs.

KONSEP KUALITAS PADA RADIOTERAPI

Pada radioterapi, kualitas sistem merupakan pendekatan komprehensif di muali dari masuknya pasien ke instalasi radioterapi sampai pasien keluar serta keberlanjutan pada periode tindak lanjut. Dalam upaya pengurangan tingkat kesalahan atau ketidakpastian baik pada dosimetri, perencanaan perawatan, kinerja laat dan beberap hal lainnya, maka dibutuhkan QA. QA pada radioterapi merupakan keseluruhan prosedur yang digunakan untuk memastikan konsistensi resep medis serat pemenuhan resep sesuai dengan radioterapi yang aman.

Program QA yang komprehensif pada radioterapi merupakan manajemen yang harus didukung oleh manajemen bagian, memeiliki definisi jelas terkait cakupan dan standar kualitas, peninjauan berkala dan konsistensi standar untuk program yang berbeda. Sistem manajemen juga memerlukan ketersediaan alat uji, mewajibkan anggota terkualifikasi dan memiliki akses untuk melanjutkan pendidikan.

Program pengendalian mutu mencakup hal-hal seperi parameter yang akan diujikan serta bagaimana pengujian akan dilakukan, penggunaan peralatan khusus, tes geometri dan tes berkala. Pada engujian ruang lingkup terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi yaitu :

·         Jenis perawatan yang diberikan harus sesuai dengan mesinnya

·         Produsen dari mesin

·         Tes ruang lingkup seperti tes QA untuk verifikasi kinerja alat, tes CT-Scan ataupun CT-Simulator, tes verifikasi perhitungan TPSdan beberapa tes lainnya yang diperlukan.

 

KESELAMATAN PENGGUNAAN RADIASI PENGION

Radiasi pengion merupakan radiasi yang memiliki energi tinggi dan diperlukannya kontrol dalam penggunaan radiasi ini untuk mengurangi paparan radiasi. Radiasi pengion dapat bersumber dari gelombang elektromagnetik berupa sinar-X dan sinar gamma. Radiasi ini juga dapat bersumber dari partikel seperti partikel alfa, partikel beta serta neutron. Adapun bahan atau sumber radioaktif yang digunakan sebagai sumber radiasi berbeda sesuai dengan kebutuhan, seperti Amerisium-241 yang digunakan untuk mendeteksi asap dan lantern pods. Sumber radioaktif ini memancarkan radiasi partikel alfa dan gamma saat peluruhannya.

Suatu materi yang teriradiasi menjadi radioaktif apabila radiasi yang megenainya memiliki energi yang sangat tinggi seperti radiasi hasil reaksi nuklir. Radiasi pengion dapat merusak jika posisi yang sangat dekat dengan materi, pemberian paparan yang berulang serta bagian yang terpapar tidak hanya bagian yang dituju melainkan termasuk organ at risk.

Radiasi pengion yang digunakan secara berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada DNA sehingga dapat memicu pertumbuhan sel secara abnormal seperti kanker atau tumor. Sehingga penggunaan radiasi pengion pengion harus sesuai dengan prinsip ALARA (As Low as Reasonably Achivable). Terdapat beberapa aspek yang dapat diperhatikan untuk meminimalisir kerusakan jaringan akibat radiasi pengion, yaitu:

1.       Waktu

Pemberian paparan dalam waktu yang cukup lama dapat menyebabkan tubuh menyerap banyak radiasi dan hal ini dapat merusak jaringan sehat. Sehingga terdapat hal yang perlu dilakukan seperti berlatih mengenai prosedur penggunaan radiasi, menyesuaikan keluaran radiasi tepat menuju bagian yang dituju, dan manajemen waktu.

2.       Jarak

Jarak meruapak salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam pemberian radiasi. Jarak yang semakin jauh antara sumber radiasi dengan materi akan mengurangi paparan yang terserap oleh materi. Namun, apabila jarak sangat dekat maka intensitas paparan akan meningkat sesuai dengan hukum kuadratik dan hal ini akan sangat berbahaya karena jumlah radiasi yang terserap oleh materi akan meningkat. Terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan untuk mengurangi paparan yang mengani tubuh yaitu memastikan diri berada jauh dari sumber radiasi, membangun dan memelihara area kontrol dan mengarahkan sumber jauh dari area yang berpotensi menyerap radiasi dengan jumlah banyak.

3.       Shielding

Pemberian shielding dapat berupa pemberian tembok-tembok atau kaca Pb.

4.       Pengendalian kontrol

Memastikan bahwa tidak ada kerusakan atau kebocoran sumber radioaktif.


Terdapat beberapa batasan radiasi yang diterima oleh tubuh, yaitu:

1.       Pekerja                           : 50 mSv (5 REM)

2.       Pekerja hamil               : 5 mSv (0,5 REM)

3.       Masyarakat umum     : 1 mSv (0,1 REM)

Pemantauan dosis yang diterima di lingkungan dapat menggunakan ruang ionisasi (Ionization Chamber). Ruang ionisasi merupakan ruang tertutup oleh udara ataupun gas lain dengan penempatan elektroda didalamnya untuk mengumpulkan ion yang menhasilkan radiasi. Selain itu, jga dapat digunakan Geiger Muller yang umum ditemukan di ADM 300. Untuk mengetahui banyaknya radiasi yang terserap oleh pekerja radiasi dapat digunakan TLD (Thermoluminescence Dosimeter).

 

Komentar

Postingan Populer