FISIKA DALAM RADIOFARMASI


Alam umumnya terususun oleh unsur-unsur dalam bentuk apapun yang disebut dengan isotop. Isotop berasa dari bahasa yunani “ISO” yaitu sama dan “TOPOS” yang artinya menempatkan. Isotop memiliki nomor atom yang sama dan nomor massa yang berbeda, sehingga pada tabel periodik massa dari unsur tersebut merupakan massa rata-rata. Umumya isotop yang ditemukan di alam merupakan isotop yang stabil. Namun, ada beberapa isotop yang intinya tidak stabil. Dalam mencapau kestabilan, inti tersebut akan meluruh dan dalam proses peluruhan tersebut akan dipancarkan radiasi. Produk yang dihasilkan dari peluruhan ini dapat berupa partikel alfa, partikel beta ataupun sinar gamma. Pada kedokteran nuklir, radioisotop ini dapat dimanfaatkan untuk terapi maupun diagnosis. Pada penerapannya digunakan radiofarmaka. Radiofarmaka yang umum digunakan yaitu Technesium-99m dan Iodin-131.

A.      Kalibrator radionuklida modern

Konstruksi dari ruang ionisasi sumur silinder yang dilindungi oleh timah dan terbuat dari aluminium. Ruang ionisasi ini akan terhubung dengan elektrometer dan dikendalikan oleh mikroprosesor. Ruang ini biasanya diisi dengan argon. Dalam kalibrasi untuk kalibrator dosis dapat dilakukan dengan membandingkan aktivitas. Aktivitas yang dibandingkan yaitu standar aktivitas yang sesuai dengan standar primer. Pada saat pengukuran aktivitas, umumya akan terdapat ketidakpastian yang mempengaruhi pengkalibrasian, berikut beberapa sumber yang akan mempengaruhi yaitu:

  1. Faktor kalibrasi, untuk radiofarmaka Teknesium-99m dan Iodin-131 ketidakpastian standar berada pada rentang 1-3%.
  2. Elektronik
  3. Pertimbangan statistik
  4. Rekombinasi ion, pada ketidakpastian ini umumnya aktivitas yang meningkat akan mempengaruhi rekombinasi ion positif sehingga elektron meningkat dan dapat menyebabkann turunnya arus yang terukur. Biasanya, nilai rekombinasi ion kurang dari 1% untuk 100 GBq Teknesium-99m.
  5. Radiasi latar
  6. Wadah sumber dan efek volume
  7. Posisi sumber, sumber akan maksimum saat berada pada sumbu vertikal sumur.
  8. Adsorpsi sumber

B.      Pengujian penerimaan kalibrator dosis dan kontrol kualitas

a.    Uji Penerimaan

Pada uji penerimaan terdapat tiga yang perlu diperhatikan yaitu:

1.       Akurasi dan reproduktifitas

Akurasi dapat ditentutakan dengan melakukan perbandingan nilai aktivitas kalibrasi dengan yang terukur, sedangkan untuk reproduktifitas dapat dinilai dengan melakukan pengukuran berulang.

2.       Linearitas

Dilakukan dengan beberapa metode yaitu metode sumber pembusuka, metode pengenceran ganda dan metode atenuasi bertingkat.

3.       Respon Geometri

b.       Kontrol Kualitas, dapat dilakukan dengan pemeriksaan latar belakang dan pemeriksaan reproduktifitas sumber.

C.      Pemberian radiofarmasi untuk masing-masing pasien

Pemberian radiofarmasi pada pasien harus berbeda terutama untuk anak-anak dan orang dewasa. Anak-anak pada dasarnya tiga kali lebih sensitif terhadap radiasi dibandingkan dengan orang dewasa, sehingga perlu adanya bagan dosis pediatrik. Selain itu, dalam pemberian radiofarmasi harus memperhatikan berat badan dan ukurun pasien agar aktivitas radiofarmaka yang diberikan sesuai. Selain beberapa hal tersebut, juga perlu mengetahui faktor penskalaan dosis radiofarmaka yang digunakan, karena pada pengelompokkannya radiofarmaka dikelomokkan menjadi tiga kelas yaitu ginja, tiroid dan organ lain. Ketiga kelas tersebut memiliki faktor penskalaan yang berbeda.

D.      Keamanan radiasi di radiofarmasi

Pada keamanan yang perlu diperhatikan yaitu:

  1. Kontaminasi permukaan, batas paparan radiasi yang diterima untuk pekerja yaitu 20 mSv/ tahun.
  2. Tes lap (Wipe), tahapan dari tes ini dengan pembersihan area, pengukuran aktivitas dengan well counter dan perhitungan kilau cair untuk pemancar beta energi rendah. Pada uji lap ini digunakan lap kering untuk menghilangkan sepersepuluh dari kontaminasi sedangkan lab basah seperlima dari kontaminasi.
  3. Survei harian, dilakukan untuk memastikan kontaminasi tidak terlampaui.

E.       Penutup penahanan produk

Penutup atau selungkup yang digunakan ada tiga yaitu:

  1. Lemari asap, merupakan tempat kerja tertutup untuk mencegah asap keluar dan mengenai operator ataupun orang lain.

  2. Laminar flow cabinets, merupakan kabinet yang menyediakan aliran udara laminar dan memberikan perlindungan terhadap produk saat perancangan lemari asap.

  3. Isolator cabinets, lemari ini memberikan perlindungan kepada operator dan produk dan umum digunakan untuk pelabelan sel. Isolator cabinet ini merupakan penutup yang lebih baik sebagai penahan produk.

F.       Perisai untuk radionuklida

Terdapat beberapa persyaratan dari perisai yaitu diperlukan untuk dinding radiofarmasi, di setiap selungkup, dalam pelindung tubuh dan sekitar botol individu serta jarum suntik. Terdapat beberapa bahan yang digunakan sebagai perisai yaitu:

  1. Timbal dan beton
  2. Timbal dan tungsten untuk pelindung lokal
  3. Aluminium

G.      Merancang radiofarmasi

  1. Lokasi Radiofarmasi, yaitu di tempat yang tidak dapat diakses secara umum.
  2. Kebutuhan penyimpanan untuk radiofarmasi, diperlukan lemari es dalam penyimpanan kit, memiliki fasilitas pembuangan limbah radioaktif dan wadah terlindung untuk benda-benda tajam seperti jarum suntik.
  3. Area Radiofarmasi, harus memiliki area non-aktif untuk pencatatan dan operator.
  4. Peralatan Khusus untuk Teknik Pelabelan tertentu, diperlukan area khusus saat pelabelan sel dan lemari asap dan filter saan iodinasi radio.
  5. Karakterisasi Permukaan
  6. Pemantauan Kontaminasi
  7. Fasilitas Dekontaminasi

H.      Keamanan radiofarmasi

Kategori sumber radioaktif berada pada skala 1 hingga 5 dengan skala 1 dikategorikan sangat berbahaya. Keamanan fisik dari sumber radioaktif sangatlah penting terutama saat melakukan pengiriman bahan radioaktif ke fasilitas kedokteran nuklir. Perlu diperhatikan untuk akses hanya diizinkan untuk staf kedokteran nuklir yang sudah terlatih.

I.         Pencatatan

Pencatatan dilakukan sebagai bentuk jaminan dari kualitas, pemberian informasi kepada pasien dan untuk melakukan pembuangan limbah. Biasanya pencatatan dengan kertas atau secara elektronik. Pada pencatatan ini perlu mencakup pengujian penerimaan kalibrator dosis, tes keteguhan dan pengujian radiofarmasi. Pada pencatatan juga perlu dilakukan pencatatan kegagalan dan malfungsi serta catatan elusi generator.

Komentar

Postingan Populer